12/20/2013

Sepotong Martabak dari Masa Lalu

hancur sudah.
simpul senyum itu lagi, lalu kemudian pertahanan ku luluh.

dinding-dinding yang ku bangun pada akhirnya lapuk tertembus kehadirannya kembali.
sosok yang mampu menciptakan tawa, meski telah lalu.

dalam ruang dimana kami bahkan belum sempat bersama.



seseorang dengan kaca mata hitam yang membuatnya terlihat pandai. seseorang dengan mata menyipit setiap kali tersenyum. seseorang dengan tawa renyah seolah tanpa masalah. seorang penjinjing papan skate dan gitar sebagai penawar sakit. seorang dengan gurat gurat seni di tangannya. seorang periang yang selalu membentuk simpul senyum di wajahku dan selalu mencoba menahannya agar tetap disana. seseorang yang selalu ada tanpa perlu diminta.



akan ada bagian dimana kamu merindukannya dengan teramat sangat dalam suatu proses melupakan.
aku sedang belajar mengingat agar tidak lupa cara mengingat karena aku terlalu sibuk melupakan.
bukan melupakan.
melainkan mencoba menjadi biasa saja ketika bertemu.
mencoba menjadi aku dan kamu.
bukan kita yang pernah terluka.



dan pada akhirnya, malam ini kamu mengetuk lemari ingatan ku lagi.
menerobos merenggut kunci memori yang kusimpan di sudut ingatan.
memaksa ku membongkarnya untuk kemudian membaca kertas kertas lusuh tentang kita didalamnya.


kamu yang datang lagi dengan sepotong martabak manis keju kesukaanku.
kamu yang datang lagi dan kita yang menjadi seorang pelupa untuk berusaha saling mengingat.
kamu yang datang lagi dan kita yang menyesali.
kamu yang datang lagi dan kita yang tak akan menjadi kita..... aku dan kamu...... dan kita yang fana.
hilang dalam cerita yang tak pernah seindah puisi, atau bahkan prosa.


1 comment: